INFODAERAH.COM, JAKARTA – Tindakan komisaris PT Pelni yang mencopot pejabatnya karena berencana menggelar kajian Ramadhan online sangat disesali oleh Ketua Umum Perkumpulan Kaki Lima Lima (PPKL) Indonesia, Huda Sulistio. Dia mengatakan jangan dibiarkan ada fobia Islam di BUMN.
“Masa hanya gara-gara pamflet kajian keislaman di bulan Ramadan langsung dicopot dari jabatannya. Yang bahaya ini , yang begini bisa digolongkan sebagai bentuk tindakan Islamophobia,” ujar anak muda yang aktif di Pengurus Pusat Kosgoro 1957.
Pasalnya, kata Gus Huda yang juga Politisi Muda Partai Golkar, seharusnya tindakan itu disertai dengan tuduhan serius mengenai radikalisme yang mestinya punya dasar serta konsekuensi yang juga serius.
BACA JUGA :
“Sayangnya, kita tak melihat dasar dan konsekuensi serius tersebut. Siapa sebenarnya yang dituduh radikal? Apakah panitianya? Atau daftar narasumbernya?” ucapnya.
Dikatakannya salah satu narasumber dalam rangkaian kegiatan Ramadhan yang dibatalkan itu adalah Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis. Lantas, Gus Huda pun menanyakan apakah KH Cholil juga dianggap radikal. Begitu juga apakah MUI dianggap sebagai sarang orang-orang radikal oleh Komisaris Independen PT Pelni?.
“Jika panitianya yang dianggap radikal, apa dasar PT Pelni menganggap stafnya sendiri sebagai radikal? Bagaimana bisa perusahaan negara merekrut orang-orang radikal?” tanya Gus Huda.