Menurut Indra Muis, keterampilan dalam menciptakan produk berbasis metaverse menjadi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya, dalam dunia pendidikan, kita dapat menciptakan ruang kelas virtual dimana guru dan siswa dapat hadir sebagai avatar untuk melakukan kegiatan belajar mengajar secara nyata.
“Begitu juga dalam bidang pariwisata, kita dapat membuat replika candi Borobudur Indonesia dan Angkor Wat Kamboja di dunia maya, yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi kedua situs tersebut dari kenyamanan rumah mereka,” terangnya menambahkan.
Sambung Indra, kegiatan pelatihan ini melibatkan 3 dosen dari NPIC, yaitu Chan Voeun, Khoem Sambath, dan Keo Lakhena serta 2 mahasiswa dari Prodi Ilmu Komputer NPIC, yaitu Sry Vemean dan Koung Sovannsonita. Mereka berperan aktif dalam mengikuti pelatihan dan mempelajari berbagai teknik serta konsep terbaru dalam pembuatan produk metaverse.
“Pelatihan ini didukung oleh beberapa lembaga internasional seperti SEAMEO, SEAQIS, PENS, BMTI, GEMA, dan tentunya NPIC, yang menunjukkan pentingnya kerjasama lintas negara dalam mengembangkan potensi generasi muda di bidang teknologi digital,” paparnya.
Baca berita: Ratusan Siswa SMA KORPRI Khataman Al-Quran
Indra Muis juga menegaskan, bahwa keahlian dalam pembuatan produk metaverse dapat membuka peluang karier yang luas bagi mahasiswa, terutama dalam dunia technopreneurship.
“Diharapkan, setelah mengikuti pelatihan ini, mahasiswa dapat mandiri dan siap berkontribusi dalam era wirausaha digital yang sedang berkembang pesat saat ini,” tutupnya.
