Keberagaman Justru Mempererat Masyarakat Papua

Info Daerah - Jumat, 30 Juli 2021 - 17:56 WIB
Keberagaman Justru Mempererat Masyarakat Papua
 ()
Penulis
|
Editor

Narasumber lainnya, Dr Muhammad Sofin menyatakan bahwa masyarakat Papua sejak dahulu kala telah terbuka secara intelektual dan perilaku dalam menerima orang yang datang ke tanahnya, seperti halnya perbedaan agama dan suku tidak menghalangi mereka untuk menebar perdamaian dengan wajah ceria dan mengulurkan tangan. Kerjasama untuk hidup berdampingan secara damai.

“Masyarakat Papua tidak menyembunyikan fakta bahwa toleransi dan kerja sama antarumat beragama itu nyata: seorang Kristen membantu saudara Muslimnya ketika mempersiapkan ritual Idul Fitri, dan sebaliknya ketika datangnya Hari Kristus, dan begitu juga semua pemeluk agama, mengkoordinir perlakuan yang baik dari hati yang murni. Semua ini merupakan dasar dan kunci untuk menciptakan perdamaian dan keserasian lingkungan guna mencapai keberhasilan pembangunan negara dan pembangunan sumber daya manusia di Papua.” Tegas asisten professor di UIN Maulana Hasanuddin Banten yang pernah berdakwah di pedalaman Papua.

Sebenarnya, jiwa NKRI sudah mandarah daging dalam sanubari masyarakat Papua, seperti yang dirasakan Safar Furuada, aktivis Pendidikan dari Kaimana.

“Rasa kebangsaan, jiwa memiliki negara ini telah terpatri sejak awal karena kami bagian dari negara ini yang secara adat kami telah mengalami kebersamaan yang kuat. Karena itu dengan kedatangan saudara kami ke Papua justru menambah semangat kebangsan (wathaniyah) dan juga membantu semangat dakwah di tanah Papua dengan menjalin hubungan yang baik dengan umat agama lain. Karena itu, adanya Otsus jilid II kami berharap menambah gairah, semangat membangun di Kawasan timur Indonesia, terutama pembangunan dalam bidang keagamaan. Kita berharap Papua menjadi barometer toleransi dan Indonesia menjadi negeri yang Makmur dan sejahtera.” Ujar tokoh agama yang berharap dibangun kampus perguruan tinggi di Kaimana.

Halaman:
1
2
3

Tinggalkan Komentar

Close Ads X