Keberagaman Justru Mempererat Masyarakat Papua

Info Daerah - Jumat, 30 Juli 2021 - 17:56 WIB
Keberagaman Justru Mempererat Masyarakat Papua
 ()
Penulis
|
Editor

INFODAERAH.COM, JAKARTA – Dunia saat ini, di timur dan barat bumi – Maroko hingga Merauke- perlu menyebarkan budaya dan etika toleransi di semua tingkatan, sehingga menjadi budaya umum, karena itu akan membawa pada perdamaian dan kerukunan serta pertukaran kepentingan dan kemakmuran. Maroko dan Indonesia memiliki kesamaan, mempunyai perilaku masyarakat yang menjunjung tinggi toleransi umat beragama serta menonjolkan sikap keramahtamahan pada antar agama. Maroko juga memiliki kerjasama dengan Indonesia sesuai spirit mempererat hubungan antar negara yang menginginkan adanya perdamaian di dunia. Papua dan Maroko memiliki kesamaan hidup penuh kedamaian dan toleransi serta memiliki tradisi dalam menyelesaikan konflik dengan kearifan lokal.

Dalam Webiner yang diselenggarkan INC TV terungkap bahwa tidak benar jika Papua hanya dipenuhi dengan konflik, kekerasan, dan keterbelakangan. Padahal, Papua adalah tempat yang sangat damai dan harmonis. Jikalau saja kita mengenal orang Papua dengan lebih dekat, maka akan didapatkan kehangatan sebuah persaudaraan yang tanpa pamrih dan apa adanya. Mereka memperlakukan orang lain sebagai keluarga sehingga menjaga harkat, martabat dan kehormatan diri sendiri sama dengan yang dilakukannya untuk orang lain.

“Kenyataan bahwa toleransi yang berkembang di Papua terjadi sampai detik ini menjadi alasan kenapa kami selenggarakan acara ini.” jelas panita penyelenggara dari INC TV, M Taufan.

BACA JUGA :Mengapa Torang Bisa?, Ikuti We-Talkshow “Papua dan Peradaban”

Sebagai tokoh agamawan di Papua, Prof. Dr. H. Idrus Al Hamid, mengatakan bahwa perjumpaan agama-agama di Papua selama ini telah melahirkan harmoni dan kebersamaan serta toleransi yang cukup baik. Dengan memahami adanya masyarakat Papua yang memiliki topografi yang berbeda-beda, yaitu masyarakat pesisir, rawa, leren gunung dan pegunungan, penulis buku jalan panjang Perdamaian Papua ini optimis dengan kearifan lokal masing-masing, dan masyarakat Papua mampu membangun kehidupan yang penuh toleran.

“Keberadaan agama justru menjadi bagian yang tidak menjadi pembeda. Bahkan dalam beberapa hal, kegiatan keagamaan dijadikan sebagai kegiatan bersama walaupun berbeda-beda agama.” ujar salah satu penggagas zona integritas kerukunan umat beragama dan budaya Papua tersebut.

Meskipun terkadang terjadi gesekan antara masyarakat adat dan metropolis, antara pribumi dengan perantau, dan politisasi identitas, namun ia telah merintis pencanangan zona integritas kerukunan umat beragama, membangun inter-religius diaof dan melakukan penguatan toleransi berbasis kearifan lokal.

“yang terpenting jangan menyakiti jika tidak ingin disakiti. Pahamilah bahwa manusia adalah sumber peradaban.” pesannya bagi seluruh elemen masyarakat di Papua.

BACA JUGA :Para Seniman Papua: Kalau Papua sejahtera, Indonesia Sejahtera

Halaman:
1
2
3

Tinggalkan Komentar

Close Ads X