Terbukti Berhasil, Pemkab Lebak Kembali Gelar Gebyar Klasik Tahap II

Info Daerah - Kamis, 25 Juli 2024 - 17:10 WIB
Terbukti Berhasil, Pemkab Lebak Kembali Gelar Gebyar Klasik Tahap II
 (Info Daerah)
Penulis
|
Editor

INFODAERAH.COM, LEBAK – Setelah sebelumnya sukses menggelar Gebyar Kolaborasi Lebak atasi Stunting, Inflasi daerah dan kemiskinan Ekstrim ( Klasik) tahap 1 pada Mei 2024 lalu, Pemkab Lebak Provinsi Banten, kembali menggelar kegiatan serupa yang puncak acaranya dilakukan di di pasar Sampay,  Kecamatan Warunggunung, Kamis, 25 Juli 2024.

Pada Gebyar Klasik tahap II, jumlah bantuan yang diberikan lebih meningkat dibanding gelaran sebelumnya.

Gebyar Klasik yang dilakukan Pemkab Lebak tsebukti mampu menurunkan angka stunting, dan mengendalikan inflasi didaerah ini.

Baca juga : Ada yang Senam, Bakar Ikan dan Bagikan Bantuan di Alun-Alun Cimarga. Itu Gebyar Klasik

Angka inflasi kabupaten Lebak yang sebelumnya pada angka 4, 14 persen, kini turun menjadi 1,37 persen, dan kini berada pada urutan ke 9 dari seluruh Kabupaten kota di Indonesia.

Pj. Bupati Lebak Iwan Kurniawan dalam pencanangan Gebyar Klasik tahap II, mengatakan, sesuai arahan Menteri Dalam Negeri, Pemkab Lebak telah melakukan beberapa inovasi kreativitas dan intervensi dalam menurunkan angka inflasi, stunting, dan kemiskinan ekstrem. Diantaranya untuk penanganan inflasi dilakukan melalui kegiatan, operasi pasar, memantau ketersediaan sembako dan Gerakan Pasar Murah.

Dijelaskan PJ Bupati Lebak, terkait dengan inflasi ada beberapa strategi yang telah dicanangkan ditingkat nasional yaitu adanya penanganan spesifik dan adanya penanganan sensitive.

Baca berita : Ketua Tim Penggerak PKK Lebak : Gebyar Klasik Harus Berlanjut

Saat ini pihaknya melakukan inovasi kreativitas, tidak hanya penanganan stunting dibidang kesehatan,tapi gebyar klasik tahap 1 dan tahap 2 , Pemkab Lebak melakukan intervensi stunting.

Demikian juga terkait dengan penanganan inflasi, Pemkab Lebak juga melakukan operasi pasar, melakukan Gerakan pasar murah, pemantauan bahan pokok, dan melakukan koordinasi lintas sektor.

Iwan menambahkan, terealisasinya Gebyar Klasik ini salah satunya adalah karena adanya koordinasi lintas sektor, antara kementerian Lembaga, Pemerintah Provinsi, pemerintah Kabupaten Lebak dan juga dengan lintas sektoral serta para pengusaha di Kabupaten Lebak.

Baca berita : Berhasil Kendalikan Laju Inflasi, PJ Bupati Lebak Raih Penghargaan

Sementara untuk mengurangi kemiskinan ekstrem, Pemerintah juga telah mengoptimalkan bantuan – bantuan bagi masyarakat baik melalui pemerintah pusat, pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Lebak dan dunia usaha.

Dirinya berharap, intervensi melalui bantuan-bantuan dari pemerintah daerah pemerintah pusat, provinsi dan dunia usaha, dapat memberikan pengurangan – pengurangan kepada masyarakat, melalui bantuan – bantuan yang cukup banyak, juga akan meningkatkan pendapatan masyarakat mengurangi factor kemiskinan.

” Tiga intervensi itu yang tentunya menjadi acuan bagi kami mengani stunting, inflasi dan kemiskinan,” kata Iwan.

Baca berita : Baru Enam Bulan Menjabat, PJ Bupati Lebak Berhasil Turunkan Inflasi

Pelaksanaan Gebyar Klasik Tahap II di Kabupaten Lebak dilaksanakan di enam Kecamatan dengan 24 desa sasaran, prioritas pada penurunan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Pemerintah daerah berkolaborasi dengan menerima bantuan dari 18 organisasi perangkat daerah (OPD), pengusaha, perbankan, Kantor Pos, dan program tanggung jawab sosial swasta untuk penanganan stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem.

Bantuan yang diterima pemerintah daerah itu, antara lain berupa kegiatan sarana infrastruktur dan program pembangunan, penyaluran benih ikan, padi, bantuan uang, serta pemberian makanan tambahan.

Baca berita : Mendagri Minta Pemerintah Daerah Jaga Stabilitas Laju Inflasi Usai Libur Lebaran

Tahap pertama program tersebut pada Mei 2024 dengan lokus penanganan stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem di 10 desa di enam kecamatan di daerah itu, sedangkan tahap kedua pada Juli ini dengan lokus di 24 desa di lima kecamatan.

Ia mengatakan pemerintah daerah memiliki regulasi untuk penanganan stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem itu dengan melibatkan kolaborasi OPD terkait dengan masing-masing tugas dan fungsi.

Misalnya, kata dia, Dinas Perikanan dengan menyalurkan bantuan sarana alat tangkap ikan laut dan bantuan benih untuk budi daya ikan tawar, Dinas Pertanian menyalurkan benih padi, program pompanisasi, serta bantuan tanaman perkebunan.

Baca berita : Pemkab Lebak Pertama di Banten Siap Menjalankan Proyek LSDP

Selain itu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan memberikan telur kepada masyarakat untuk peningkatan gizi dan dengan OPD lainnya, seperti membangun sarana air bersih dan sanitasi yang memadai serta perbaikan rumah tidak layak huni melibatkan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Semua OPD juga pengusaha dan swasta berjalan dengan baik dan saling bekerja untuk mengatasi stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem,” katanya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lebak Winda Triana mengatakan pihaknya fokus meningkatkan pendapatan ekonomi untuk mengatasi stunting, inflasi, dan kemiskinan ekstrem dengan memberikan sarana alat tangkap delapan paket, seperti kapal dan jaring. Sebanyak delapan paket sarana alat tangkap itu diberikan kepada delapan kelompok usaha bersama (KUB) nelayan.

Baca berita : Pemkab Lebak Tangani Program Klasik Kolaborasi dengan OPD dan swasta

Selain itu, bantuan sarana budi daya ikan dan sarana pembesaran serta unit pembenihan rakyat.

“Bantuan itu agar tingkat pendapatan ekonomi mereka meningkat sehingga dipastikan dapat mewujudkan kesejahteraan,” katanya.

Dalam kegiatan Program Gebyar Klasik, pemerintah daerah bersama pengusaha dan swasta menyalurkan bantuan kepada orang tua yang memiliki anak stunting dan disabilitas, berupa uang, makanan, dan imunisasi. (Sar/Red)

Tinggalkan Komentar

PERUMDA TIRTA PATRIOT

Close Ads X