INFODAERAH.COM, JAKARTA – Madrasah Robotic Competition (MRC) merupakan ajang bagi siswa tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah tampil sebagai generasi muda yang menjawab tantangan zaman.
Diera revolusi 4.0 seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para generasi muda ini dituntut untuk berjalan dengan semua itu.
Program unggulan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) yang digelar setiap tahunnya bukan saja konsen terkait isu-isu agama, melainkan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
BACA JUGA :
Sesuai dengan motonya, “Madrasah Hebat Bermartabat” Kemenag RI ingin menjadikan Madrasah sebagai salah satu sumber pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam bidang teknologi seperti robotik.
Direktur Komunikasi Universitas Islam As Syafi’iyah (UIA) yang juga sebagai tuan rumah pelaksanaan kegiatan MRC 2020, Dedi Miing Gumelar menilai bahwa pelaksanaan kompetisi robotik oleh Kemenag RI menjadi pukulan keras bagi Kemenristek maupun Kemendikbud RI.
Pasalnya, ia menilai bahwa Kemenristek maupun Kemendikbud adalah lembaga yang lebih berkompeten dalam pelaksanaan kegiatan robotik bagi pelajar. Kendati demikian, MRC 2020 ini menunjukkan bahwa bagaimana Kemenag tidak saja fokus dalam urusan agama, tetapi juga dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Ini menjadi tamparan keras bagi Kemenristek dan Kemendikbud, karena kompetisi robotik ini justru diselenggarakan oleh Kemenag,” ujarnya kepada awak media beberapa waktu lalu, Kamis (11/2/2021).
Dirjen Kemenag RI Apresiasi.