Itu satu bukti, lanjut Fathan, kalau KH Noer Alie adalah tokoh yang multi aksi.
“Guna mengenali pemikiran KH. Noer Alie, kita harus berangkat dari dua dimensi yaitu dimensi formal dan dimensi sosial,” jelasnya.
Pancingan Fathan itu telah membangkitkan ghiroh alumni Attaqwa untuk lebih giat mensosialisasikan pemikiran KH. Noer Alie kepada masyarakat.
Diskusi semakin menarik ketika Lukman Hakim alumni Attaqwa menimpali paparan Al Fathan. Menurut Lukman Hakim atau Bule sapaan akrabnya, salah jika orang berfikiran bahwa KH Noer Alie itu sekedar pejuang yang mendapat gelar pahlawan Nasional.
“KH. Noer Alie, selain pejuang dan pahlawan Nasional, ia juga seorang ulama, pendidik, organisatoris, politisi dan berfikiran moderat,” paparnya.
KH. Noer Alie itu lanjut Bule, mengambil ilmu ke Muhammadiyah untuk mengelola pendidikan, itu sebabnya ia mendirikan sekolah di beberapa lokasi di Bekasi, sedang soal ubudiyah KH Noer Alie mengambil contoh ibadah dari NU. Sedang untuk berpolitik ia mengambil Masyumi, tokoh politik yang dikaguminya M. Natsir dan Kasman Singodimejo.